Hello Sobat ^-^... ayo belajar bareng dengan sharing dan komentarmu!...nothing wrong to be try!..lets study together ..

Senin, 30 Maret 2015

Cinta sebening mutiara

 
    Trilogi cinta sebening mutiara (karya muhibbin arif)
capter 1
     Malam yang indah ditemani bintang , berhembus angin malam yang mendinginkan suasana. Manusia manusia kerdil melepas hiruk pikuk dunia terlelap dalam mimpi indahnya. Tampak dari kejauhan gedung bertingkat dengan lampu yang masih terang benderang. seorang lelaki menyusutkan selimut bingung tak bisa memejamkan mata. Pikirannya terus mengalir memikirkan kejadian saat itu . Dua minggu yang lalu lelaki itu baru tiba dari desa, menuju kota tempat untuk bekerja. Lelaki itu akrab dipanggil maz...dia bukanlah pelajar akdemis, dia hanya tamatan SMA desa. Tepatnya di kota malang dia menapakkan kehidupan barunya di kota pelajar.
     " lee nanti kalau sudah di malang cari masjid , minta izin tinggal disana semoga dapet barokahe masjid lee" pesan ibu maz.
     Tak disangka maz mendapatkan masjid yang sekaligus mempunyai asrama, rupanya pak khudori takmir masjid iba melihat penampilan maz . Kini maz tinggal dikamar lantai tiga bersama empat orang temannya barunya. Disitulah dialektika anak desa dewasa berbaur dengan orang orang kuliahan. teringat kejaidan saat itu membuat maz frustasi 
      " hmm adzkiya jurusan apa?...lau boleh tau alumni mana ^-^" message delivered by maz
      " psikologi...hm...mana ya..alumni pondok..lau kamu?"          Message delivered by adzkiya
      "wuiiih..ustadzah donk ???...."                                            message delivered by maz
      " hm gitu dech...antum juga kan? ga usah bohong dech?"      Message delivered by adzkiya 
      " apa itu antum?....ga aku alumni SMA...."                           Message delivered by Maz
      " alah so pura pura lagi ga usah bohong dech...kamu punya    Message delivered by adzkiya
        anak buah kan pas di pondok???..... 
      " yaelahh....beneran...huu diem" cereewet! "                         Message delivered by Maz
      " biarin kamu juga..diem" banyak omong...^-^ !"                   Message delivered by adzkiya
      percakapan itu selalu teringat oleh  maz, sebuah pertemuan yang tak sengaja..entah siapa yang memulai dua insan itu semakin akrab, namun diam ketika bertemu...maz sangat gugup ketika bertemu adzkiya muslimah yang baru dia kenal..begitu juga adzkiya malu malu saat bertemu...
     " wes wes..maz turuo..mungkin anda lapar? haha....ledek najib teman sekamarnya. 
     " Resek loe! kalaulagi lapar?"...teriak maz, kemudian mereka tertawa bersamaan saling gurau hingga terlelap oleh guyonan yang mematahkan imajinasi maz...
                                            (capter 2)
.....to be continuous

Kamis, 26 Maret 2015

Kost kosan sebaiknya haram untuk muslimah

      Pagi ini begitu cerah, dengan semangat aku beraktivitas untuk menyambut indahnya pagi. Tiba tiba aku memikirkan sesuatu, teman muslimah ku yang jauh dari perantauan. dia tinggal di kost tak jauh di samping kampus. Dia berasal dari Padang Panjang sumatera, dia baik dan alhamdulillah masih istiqomah menjaga kemuliyaan muslimah. Lagi lagi aku berfikir skeptis, menelusuri pergaulan bebas mahasiswa tanpa kontrol di daerah kampus. Tidak ada yang mengontrol mahsiswa selepas kuliah membuat mereka bebas tanpa arah. Kost kosan, kontrakan adalah pilihan yang paling banyak diminati oleh mahasiswa, padahal itu adalah bumerang berapi bagi mereka. 
     Kali ini aku tak memikirkan efek Kost bagi teman lelakiku,...aku hanya khawatir pada teman muslimahku yang tinggal di kost kosan. Sebenarnya bagaimana hukum islam mengatur kehidupan muslimah tanpa mahram? boleh tidak kah muslimah itu ngekost? atau ada cara yang lebih baik dan sangat di anjurkan?
     Aku sendiri mengakui, pacaran mencari gebetan adalah budaya baru pemuda saat ini, budaya yang busuk mencontek budaya barat yang penuh zina. Aku juga berharap terhindar dari hal tersebut. Semua itu terjadi karena tidak ada kontrol dari semua pihak. Yang paling sering menjadi pelaku adalah mahasiswa yang tinggal di kost atau kontrakan. Parahnya yang paling sering dirugikan adalah pihak wanita seperti maraknya pelecehan,kekerasan dalam berpacaran dan hamil dil luar nikah. Hal ini akan membuat degradasi moral baik untuk muslimah dan yang lainnya. 
    Selama aku belajar agama, aku yakin Islam sendiri melarang seorang muslimah untuk tinggal di kost walaupun itu untuk menuntut ilmu. sebab syarat muslimah keluar rumah yang jaraknya jauh adalah dengan keberadaan mahrom (pasangan yang sah). Wanita muslimah begitu tinggi dalam Islam, wanita muslimah harus dijaga karena muslimah adalah berlian permata di dunia. Namun faktanya banyak muslimah yang tidak tahu atau tak mau tahu, mereka lebih mementingkan persamaan gender daripada kemulyaan sendiri, mereka lebih sibuk menuntuk ilmu daripada memahami agamanya sendiri. Muslimah secara tidak langsung tergiur hedonisme buadaya wanita barat, padahal itu belum tentu baik bagi mereka terlebih meninggalkan keluarga hanya untuk tinggal di kost kosan.
berikut beberapa dalil yang menjelaskan ketentuan syafar bagi muslimah ^-^

      Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا يَحِلُّ لامرَأَةٍ تُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ أَن تُسَافِرَ مَسِيرَةَ يَومٍ وَلَيلَةٍ لَيسَ مَعَهَا حُرمَةٌ
“Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia mengadakan perjalanan sehari semalam tanpa disertai mahram bersamanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1088 dan Muslim no. 2355)

Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhuma bahwa dia mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam
 bersabda:
لا تُسَافِر المَرأَةُ إِلا مَعَ ذِي مَحرَمٍ، وَلا يَدخُلُ عَلَيهَا رَجُلٌ إِلا وَمَعَهَا مَحرَمٌ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أُرِيدُ أَن أَخرُجَ في جَيشِ كَذَا وَكَذَا، وَامرَأَتِي تُرِيدُ الحَجَّ؟ فَقَالَ: اخرُج مَعَهَا
“Janganlah wanita melakukan safar kecuali dengan mahramnya dan tidak boleh seorang lelakipun yang masuk menemuinya kecuali ada mahram bersamanya.” Maka ada seorang lelaki yang bertanya, “Wahai Rasulullah, saya akan keluar bersama pasukan perang ini sementara istri saya ingin menunaikan haji?” beliau menjawab, “Temanilah istrimu.” (HR. Al-Bukhari no. 1862 dan Muslim no. 1341)

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
لا تُسَافِرُ المَرأَةُ  ثلاثًا  إِلاَّ مَعَ ذِي مَحرَمٍ
“Seorang wanita tidak boleh melakukan safar -beliau mengulanginya sebanyak tiga kali- kecuali disertai mahramnya.” (HR. Al-Bukhari no. 1087 dan Muslim no. 1338)

Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:
لا تُسَافِرَ امرَأَةٌ مَسِيرَةَ يَومَينِ لَيسَ مَعَهَا زَوجُهَا أَو ذُو مَحرَمٍ
“Seorang wanita tidak boleh melakukan perjalanan safar yang perjalanannya selama dua hari kecuali ikut bersamanya suaminya atau mahramnya.” (HR. Al-Bukhari no. 1864 dan Muslim: 2/976 -Syarh An-Nawawi-)
     
        Mungkin ketika membaca sumber hukum islam yang lain , para muslimah akan keberatan, namun inilah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan yang sempurna. Muslimah yang akan melaksanakan haji tanpa mahram saja dilarang apalagi untuk menuntuk ilmu tanpa ada mahrom? memang tidak adil tidak fair jika muslimah dipersulit untuk menuntut ilmu , tapi perlu diingat ini bukanlah hal yang mengekang muslimah untuk menuntut ilmu melainkan cara agar muslimah bisa menuntut ilmu dengan baik dan terhindar dari bahaya yang tak diduga. Yaitu sebisa mungkin menghindari untuk tinggal di dalam kost kosan kontrakan ataupun asrama yang tidak islami. Karena lebih baik jika muslimah yang masih single untuk bermukin di dalam pondok putri atau tinggal di rumah keluarga.
     Aku kira pondok putri di sekitar kampus masih bisa dijumpai ^-^ kalaupun tidak ada berarti perlu dikoreksi apakah kampus anda itu memang yang terbaik untuk anda? tapi itu sangat irrasional mengingat pondok pasti bisa dijumpai dimana saja...never give up ya muslimah ^-^. jangan lupakan agamamu ya muslimah !Bagiku antunna adalah mulimah mutiara termulya di dunia seperti bidadari surga yang turun kebumi, perlu dijaga, perlu dhormati perlu dikasihi dan dijaga oleh suami yang diridhoi illahi....




-http://al-atsariyyah.com/10-masalah-penting-seputar-safarnya-wanita.html

Minggu, 22 Maret 2015

Narkoba versi Serial animasi

       Sudah semingggu ini kuliahku tidak teratur, aku hanya bermals malas dan menunda tugas. Tidak ada rasa takut dalam benakku menghadapi tugas kuliah yang kian menumpuk. Tiap kali ada waktu luang ,kuhabiskan waktuku untuk tidur san nonton film anime!....terjadi suatu pelampiasan ketika tidak adanya hiburan setelah kuliah. Tapi ini sedikit berbeda, film anime ini membuat seseorang kecanduan dan cenderung menghatamkan serialnya hingga episoe terakhir!.
        Terjadi perubahan kebiasaan dan emosi, ketika aku masih SD dulu yang aku tonton adalah film anime anak anak, naik tingkat SMP aku menonton film film ala indonesia , ketika SMA aku lebih suka liat film fantasi dan barat anehnya saat ini ketika kuliah aku lebih suka nonotn film anime!. Apa yang sebenarnya terjadi? . Berbeda usia dan psikis membuat kenikmatan seseorang berbeda, mungkin tayangan di televis yang sejak kecil menayangkan film yang biasa seperti anime anak anak, sinetron, drama action dll membuat sebagian orang bosan. Sedangkan film anime dewasa  sangat megedepankan fantasi dan calur cerita yang tidak biasa. Memang jika dibantingkan film fantasy hollywood , efek audio dan video fantasy hollywood lebih terlihat seperti nyata. Film anime dewasa adalah film animasi  yang dibuat sedemikian rupa mempengaruhi pikiran dan imajinasi sehingga seakan kita berada dalam dunia animasi. Memamg begitu juga dengan hollywood namun bedanya ketika film hollywood lebih pada dunia nyata maka animasi dewasa lebih kedunia virtual.
         Untuk anak kecil animasi sebenarnya tidak dianjurakan karena anak kecil masih belum bisa mengenali objek secara logis dan berfikir secara mendalam, karena hal ini membuat anak cenderung menyukai hal yang tidak nyata dan terus terbayang bayang animasi tersebut. Animasi menjauhkan seseorang dari dunia nyata, melepas kendali norma norma yang sudah ada sekalipun ajaran agama. Bias agama dan budayapun terjadi, contohnya perbandingan zaman dahulu dan sekarang, anak anak dan remaja cenderung lebih suka game animasi dan mengidolakan karakter animasi sebagai pemuas mereka. Terlebih lagi film animasi rata rata menampilkan sosok wanita yang setengah telanjang dan lekuk tubuh yang diluar ukuran normal. Semuanya terhipnotis dengan media yang disebut animasi tersebut. Membuat seseorang cenderung berorientasi pada pandangan maya yang tak pernah ada, lupa akan pahlawan asli mereka di dunia. Dalam animasi hampir tidak ada karakter yang berpenampilan lusuh atau buruk semuanya tampak bagus dan rapi, animasi di desain untuk menggambarkan tampilan yang sempurna namun jauh dari kenyataan.
          Entah apa keuntungan dari serial animasi atau game animasi, yang jelas semua terobosan teknologi ini mampu menggeser buadaya manusia, meleburkan ajaran ilmiah maupun agama. Semua hanya untuk kesenangan nafsu dan akhirnya berujung pada hidup yang hedonis. Jika hedonis adalah orientasi tujuan hidup  duniawi dan melupakan hari setelah kematian, maka animasi salah satu medan untuk melupakan manusia pada kehidupan duniawi dan juga hari setelah kematian, ini mungkin yang disebut dunia semu. Tidak jelas adanya namun dirasakan adanya. Berbeda dengan konsep hari akhir surga dan neraka, kehidupan itu jelas adanya namun belum waktunya untuk menghadapinya sesuai kehendak tuhan.
         Jujur saat ini aku sudah mulai terhinotis  dengan serial anime , selain mudah di download alur ceritanya juga tidak membosankan. Tapi aku juga sadar bahwa kuliahku mulai terbengkalai, susah memang dengan teknologi yang semakin memaksa manusia untuk bergantung pada teknologi. Kita harus kuat, lebih mengibukkan diri dengan ibadah. Jika film series dan animasi adalah suatu pembodohan siapakah yang harus bertanggung jawab? karakter pemuda kian terkikis dengan imajinasi yang khayal . Bahkan tohoh antagonis perampok dan pembunuh tidak terlihat jahat malah sering dianggap keren! dengan penampilan animasi yang didesain perfectsionis!
         Jika tayangan yang seperti ini terus menerus menjadi santapan remaja, sudah dipastikan tidak akan ada perubahan di masa depan, semuanya hanya akan berfikir di alam idenya sendiri melupakan dunia melupakan kematian, semuanya asyik dalam fantasinya sendiri!

Selasa, 17 Maret 2015

Mahasiswa pinggiran yang sok Elit

       Desas desus kebobrokan pmerintah mulai tersebar, bukan hanya opini namun fakta juga menguatkan keresahan dalam pemerintah. Tak tanggung rakyatlah menjadi korbannya, saat kesengsaraan dan ketidak adilan terjadi siapakah yang akan merubahnya?. Mahasiswa adalah ujung tombak perubahan ,menguatkan atau melemahkan itu tergantung pemud saat ini.

       Dengan lelah aku kembali ke asrama, melewati jalan beraspal yang kering tanpa ada hujan. Sekitar satu jam lagi aku ada kelas , di asrama aku hanya mampir untuk beristirahat sejenak. Kubuka laptop menelaah berbagai informsi terkini, demo mahasiswa terjadi di daerah Bandung, Malang dan yang lainnya. Banyak hujatan yang ditujukan kepada pemerintah terbaru yah..siapa lagi kalau bukan Si joko?. Aku abaikan berita itu dan segera aku kembali kekampus untuk belajar lagi.
      Kira kira pukul 08.30 WIB aku tiba di asrama, ingin langsung belajar untuk persiapan besok pagi, namun kebiasan nakalku yang langsung membuka laptop untuk mebaca berita berita terkini...haha. Lagi lagi aku membaca berita tentang demo mahasiswa, ada berita berjudul " Harga terus naik, masyarakyat tercekik, kemana Mahasiswa?". tulisan itu membuat aku muak, ea muak kepada mahasiswa!...
       Dulu ketika orde baru berjaya, mahasiswa bersatu padu menghentikan pemerintahan tirani yang tertutup kabut selama 32 tahun!...perjuangan  sampai merenggut korban jiwa, aktivis dibungkam, pers diboikot, teror pun merapat. Alhamdulillah salah satu keberunutngan mahasiswa saat itu ialah pers mahasiswa tidak bisa di intervensi oleh pemerintah karena bukan untuk usaha namun untuk rakyat!. perjuangan aktivis mahasiswa yang gigih berakhir dengan meletusnya aksi pergerakan mahasiswa 98 yang mampu melengserkan pak Harto meskipun melalu aksi pergerakan besar besaran.
      Jujur sebagai mahasiswa aku merinding mendengar kisah sejarah (dari berbagai versi) mahasiswa 98 yang begitu loyal kepada bangsa demi kesejahreraan rakyat. Aku merenung, aku pun sulit berkonsentrasi belajar, yang aku pikir kenapa mahsiswa saat ini berbeda dengan dahulu?..apa yang dicari oleh mahsiswa saat ini?...apa tujuan mereka kuliah? apa mereka bangga dengan status mahasiswa?
       ahhh....bingung, kulihat kanan kiri teman temanku bercanda ria, ada yang asyik nonton, belajar ada juga yang asyik telvonan. Akupun teringat temanku yang hidup di kos kosan, bagaimana keadaan mereka setelah kebijakan  kenaikan harga bbm, sembako dan listrik? aku membandigkan dengan mereka yang hidup kaya raya, antara aktivis kampus, pergerakan mahasiswa dan perilaku setiap hari. Bahkan aku teringat masa kecilku yang terang terangan melihat temanku hanya bisa makan sehari sekali  dengan sepiring nasi putih dan kerupuk sebiji....miris aku melihatnya, aku pikir hal itu pasti masih terjadi di era saat ini. Indonesia yang terdiri dari 18.306 pulau dan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa (sensus 2010) sangatlah jauh dari pemerataan. Mungkin itu memang salah satu faktor ketimpangan, namun jika kita berfikir tentang sarjana yang lulus pertahun, misalkan di kampusku tiap semester mampu menluluskan sarjana 3000 pemuda, berpa sarjana yang lulus jika terdapat 100 universitas? berapa orang pintar yang ada di indonesia dalam waktu 5 tahun? tapi kenapa indonesia tidak berkembang?
        haaa...aku menghela nafas di sudut kamar, lagi lagi aku harus membusuk memikirkan masalah yang seharusnya bukan urusanku jika aku egois. Mahasiswa adalah pelajar yang punya akal, punya kelebihan, kepekaan terhadap situasi dan kondisi yang diharapkan mampu mengentas keterpurukan bangsa. Sekarang sudah ada di depan mata, pencitraan pemerintah, rezim jokowi jk yang banyak mengambil keputusan tanpa memikirkan rakyat, namun dimana kebengalan mahasiswa?....tak bisakah kita bersatu?...atau para mahasiswa terbiasa hidup enak hedonis dan egois?. Himpunan himpuanan mahasiswa hanya sebagai ajang mencari tempat singgah selain rumah!..dimana loyalitas pemuda?.hanya segelintir pemuda yang rela berkorban, sisanya sibuk memilih kehidupan pribadi tanpa mau peka bahwasannya di tangan mahasiswalah pemerintahan bisa terkontrol rapi.
     Demo tidaklah membawa solusi, namun itu usaha terakhir jika memang sudah tidak ada jalan lain. Aku paling tidak suka dengan aksi demo, namun jika seperti ini apakah kita hanya diam saja? memang pemimpin yang dzolim adalah cobaan, namun kita juga harus berupaya, kita tidak bisa hanya menunggu mu'jizat dari tuhan, kita harus tunjukkan minimal sebagai pesan dari mahasiswa atas nama rakyat , pemerintahan yang sembrono harus dikoreksi , karena manusia tak lepas dari kesalahan. Lebih baik tidak sekolah namun mau berjuang untuk orang lain dari pada menjadi mahasiswa pinggiran yang sok elit diam tanpa gebrakan!..buang saja al mamatermu itu!

Sabtu, 14 Maret 2015

sejarah Ilmu Islam klasik



 LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN ISLAM
Sebelum agama islam diturunkan,Bangsa Arab dikenal sebagai bangsa yang Jahily (bodoh). Kaum Quraisy sebagai bangsawan arab yang sangat di hormati di mekkah, hanya memiliki 17 orang yang pandai tulis-baca. Sementara kaum Aus dan Khazroj yang termahsyur di Yatsrib (sekarang Madinah) hanya memiliki tidak lebih dari 11 orang yang pandai membaca.hal ini menyebabkan bangsa Arab
 sedikit sekali mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lain. Mereka gemar berbuat sewenang-wenang sesuai kehendak hawa nafsu mereka, tanpa memperdulikan ilmu, moral dan etika. Pun bangsa –bangsa besar lain seperti Romawi dan Persia , yang raja-rajanya juga  berbuat dzalim dan aniyaya kepada rakyat.Dalam kondisi seperti ini, Allah swt mengutus seorang Rosul untuk memperbaiki keadaan di muka bumi serta membimbing manusia pada jalan yang lurus. Adalah Muhammad saw, orang yang terpilih itu. 
beliau diangkat menjadi Rosul pada usia 40 tahun dan menjadi revolusioner terbesar di dunia Arab. 
Dalam masalah pengembangan ilmu pengetahuan, Rosulullah pun memberi perhatian besar terhadapnya. Beliau juga memiliki landasan yang menjadi dasar dari usahanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, yakni

a. Wahyu yang di terima Rosul pertama kali ialah iqro (bacalah). 
b. Bangsa arab adalah bangsa yang kuat hafalannya , sedangkan hafalan merupakan salah satu alat untuk pengembangan ilmu
c. Nabi membuat tradisi baru yaitu mencatat dan menulis
d. Al Qur’an, kitab suci ummat ini, merupakan sumber inti ilmu pengetahuan,karena Al-Qur’an  memuat berbagai hal pokok dalam kehidupan manusia.
Dengan landasan-landasan tersebut, Nabi Muhammad saw pun  memulai membangun fondasi ilmu pengetahuan dalam islam. Hal ini kemudian di teruskan oleh para Khulafaur-Rasyidin.Meluasnya kekhekspedisi yang di perintahkan oleh para khalifah ini membuat beberapa budaya  luar mulai berasimilasi dengan islam. Kedatangan orang ajam (orang non arab),
 di jazirah arab untuk masuk islam dan belajar bahasa islam (arab), mendorong  Khalifah Ummar bin Khatab untuk memerintahkan pembuatan ilmu tentang  
tata bahasa Arab yang kemudian di realisasikan oleh Ali bin Abu Thalib dan di sempurnakan kembali oleh Abu Al Awad Ad-Duwaly.
 Hal inilah yang menjadi cikal bakal ilmu nahwu.
      Perkembangan ilmu pengetahuan pada  masa bani Umayyah ini umumnya berjalan seperti zaman permulaan islam, yakni masih terfokus pada perintisan dalam berbagai bidang ilmu. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu di sebut sebagai  tahap awal dan merupakan masa inkubasi. 
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada zaman daulah bani Umayyah dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Al ulumus Syari’ah: yaitu ilmu-ilmu agama islam yang mencakup fiqih, tafsir AlQur’an, kajian hadist dan sebagainya.
2. Al ulumul lisaniyah: yaitu ilmu-ilmu yang diperlukan untuk memastikan bacaan, tafisran dan pemahaman AlQur’an
3. Tarikh: yang meliputi- kaum muslimin dengan segala perjuangannya dan riwayat riwayat hidup mereka. Di sini juga di pelajari tarikh umum yaitu - tentang bangsa-bangsa lain.
4. Ilmu qiraat:yaitu ilmu yang membahas- tentang membaca AlQuran. Pada masa ini, qiraah sab’ah (tujuh macam bacaanAlquran) -menjadi sangat termahsyur. Tujuh Ahli qiiraat tersebut adalah:
· Abdullah bin Katsir
· Ashim bin Abi Nujud
· Abdullah bin Amr Al Jashsahash
· Ali bin Hamzah Abu HAsan Al Kisai
· Hamzah bin Habin AzZaiyat
· Abu Amr bin Al Ala
· Nafi bin Naim
5. Ilmu tafsir :
Ilmu yang membahas tentang undang-undang dalam penafsiran ALQuran. Pada masa inilah lahir Ahli Tafsir yang terkenal seperti Ibnu Abbas dari kalangan Sunni dan Muhammad Al-Baqir bin Ali  bin Ali bin Husain dari kalangan Syiah.
6. Ilmu hadist:  
Ilmu yang di tunjukkan untuk menjelaskan riwayat dan sanad al-hadist, yang bertujuan untuk memastikan bahwa hadist tersebut benar-benar berasal dari Rosulullah
Di antara muhaddis yang terkenal di masa ini adalah Azzuhry, ibnu Malikah, Al Auza’I, AbdurRahman bin Amr, Hasan Basri dan Asy Sya’bi
7. Ilmu Nahwu
Ilmu ini menjelaskan tentang cara membaca kalimat bahasa Arab dengan berbagai posisinya. Ilmu nahwu lahir setelah banyak bangsa-bangsa non arab yang masuk islam setelah wilayah mereka di taklukan melalui ekspedisi-ekspedisi .
Adapun penyusun ilmu Nahwu yang pertama ialah Abu Aswad Ad Dulay, seorang murid dari Ali bin Abi Thalib, yang kemudian juga membukukannya.
6
8. Ilmu bumi(al-Jughrafia) 
Ilmu ini muncul sebab adanya kebutuhan kaum muslimin terhadap pengetahuan tata letak wilayah yang di peruntukkan sebagai petunjuk dalam melakukan berbagai perjalanan .
Kekuasaan  Dinasti bani Umayyah di Andalausia berlangsung lebih dari 700 tahun.  Di sana, ilmu pengetahuan islam berkembang begitu pesat dan melahirkan banyak para ilmuwan dan sarjanawan islam. Berikut ini ilmu ilmu yang dikembangkan di masa daulah Umayyah II:
a. Ilmu filsafat
b. Ilmu Sains
c. Ilmu Fiqh
d. Musik dan kesenian
e. Bahasa dan sastra
Selain itu juga terdapat pembagian ilmu dalam islam sebagai berikut:
1.Ilmu Naqli
Ilmu Naqli adalah ilmu yang bersumber dari naqli(Al-Qur’an dan Hadist),yaitu ilmu yang berhubungan dengan agama islam.Ilmu ini di susun 200 tahun setelah hijrah nabi .Antara lain adalah
-Ilmu Tafsir
-Ilmu Hadist
2.Ilmu Kalam
Ilmu Kalam Lahir untuk membaela Islam dengan bersenjatakan Filsafat atau Dakwah
3.Ilmu Tasawuf
Inti dari Ilmu Tasawuf adalah tekun beribadah dan menyerahkan diri kepada Allah SWT.
4.Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang di maksud addalah Ilmu Bahsa Arab,Karena Pada waktu itu bahasa arab menjadi bahasa internasional.
-Ilmu Nahwu
-Ilmu Shorof
-Ilmu Bayan dan Insya’
5.Ilmu Fiqh
6.Ilmu Aqli
Ilmu Aqli adalah ilmu yang berdssarkan Rasio atau pemikirn.Kebnyakan Ilmu ini dikenal Umat Islam dari terjemahan Asing,dari yunani,Persia,India.Memang dalam Al-Qur’an terdapat dasar dasar Ilmu namun Umat Islm mengenal Ilmu Ilmu Ini setelah mempelajarinya dari luar.Hingga Pada abad 900-1100 Masehi Umat Islam Berhasil menguasai dan mengungguli ilmu pengetahuan ,dalam naungan kekusaan Islam menjadi satu kesatuan dibingkai dengan bahasa arab dan nilai islam.
-Kimia,Filsafat,Ilmu Hitung,Kedokteran Dll.
Fase Perkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Peradaban Islam
Harun Nasution menyimpulkan bahwa periode perkembangan sejarah Islam bisa dikelompokkan ke dalam tiga masa, yaitu; 1) masa klasik, antara tahun 650-1250 M, 2) masa pertengahan, antara tahun 1250-1800 M, 3) masa modern, sejak tahun 1800 M sampai sekarang. 
1. Periode Klasik (650-1250 M)
Di zaman inilah daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia sampai ke India di Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan Khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus dan terakhir di Baghdad. 
Periode klasik ini dimulai dengan periode peletakan pondasi peradaban oleh Nabi Muhammad saw yang kemudian diteruskan oleh khulafaur rasyidin dan dikembangkan era daulah (dinasti) Bani Umayyah. Dalam mendeskripsikan sejarah penyebaran Islam periode khilafah awal, maka analisis weberian dianggap cukup relevan. Max Weber menekankan bahwa faktor ide atau gagasan atau pemikiran merupakan faktor yang sangat menentukan adanya perubahan sosial. 
Dalam konteks ini, ide-ide yang terkandung dalam al-Qur’an mempengaruhi struktur sosial kemasyarakatan dan membentuk struktur baru. Kehadiran Nabi Muhammad dengan nilai-nilai baru telah mempengaruhi struktur sosial masa itu hingga dewasa ini. Bahkan, tatanan dunia secara keseluruhan tidak dapat dilepaskan dari gagasan-gagasan yang terinspirasi dari al-Qur’an yang dibawa Nabi. Ide-ide atau gagasan pemikiran itu tentunya baru terlihat memiliki arti sosial jika sudah diwujudkan dalam berbagai pergumulan dan perubahan budaya. Dari proses inilah, kemudian peradaban Islam muncul sebagai peradaban baru dalam kancah dunia internasional.
Kehadiran Nabi membawa perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Arab. Ide dan gagasan Nabi yang tersurat dalam al-Qur’an menjadi inspirasi untuk menuju tatanan kehidupan yang lebih mapan dan beradab. Pengaruh nilai dan moralitas al-Qur’an yang dibawa Nabi termanifestasi dalam sejarah dan peradaban Islam. Sejak mendapatkan wahyu langit dalam ‘uzlah (pengasingan) di gua Hira’ tahun 610 M., 
Muhammad mulai berbicara atas nama Allah swt. dan memproklamirkan Islam sebagai agama Tauhid untuk kemaslahatan umat manusia dan rahmat bagi alam semesta. Sejak inilah Nabi mulai membentuk sebuah komunitas masyarakat keagamaan dalam ikatan semangat tawhid.  Muhammad mulai mendapatkan perlawanan  dan tantangan keras dari masyarakat paganisme di Mekkah
 dan dianggapnya sebagai orang yang terserang penyakit syaraf, gila dan sebagainya. Muhammad dilahirkan dan dibesarkan di tengah-tengah suku Qurasiy Mekkah, tetapi reformasi teologi, reformasi kultural, dan reformasi sosial yang dibawanya berdasarkan wahyu Allah, dianggap memiliki peran penting dalam membangun tatanan sosial-politik dan tradisi kaum Qurasiy.
Komunitas tauhid yang dibangun awalnya hanya terdiri dari segelintir orang yang kemudian disebut dengan generasi muslim awal (al-sabiqun a;-awwalun). Generasi muslim awal ini didominasi oleh kalangan muda. Hal ini secara historis-empiris menunjukkan bahwa ajaran yang dibawa Nabi bersifat reformatif dan counter terhadap tradisi yang stagnan sehingga diikuti oleh kalangan muda. Dalam paradigma sejarah peradaban dan politik, kalangan muda sering diartikan sebagai representasi kalangan kritis, dinamis, dan anti status quo.
Selain itu, hijrah Nabi dan umat Islam yang masih berjumlah sedikit dari Mekkah ke Madinah juga memberikan kontribusi penting dalam proses pembentukan peradaban. Periode Mekkah merupakan periode yang menyakitkan bagi Nabi dan pengikutnya sehingga Nabi melakukan hijrah ke Madinah (Yatsrib) tahun 622 M untuk menyusun kekuatan baru setelah Mekkah dianggap tidak kondusif untuk penyebaran dakwah Islam.
 Di Madinah, Nabi menyusun kekuatan sosial-politik dan ekonomi untuk menyatakan perang ekonomi kepada pedagang Quraiys. Secara sosiologis, hijrah merupakan imigrasi dan pemutusan ikatan-ikatan kekerabatan dengan kaum Quraisy Mekkah. Namun demikian, hijrah tidak hanya merupakan perpindahan Nabi dan umat Islam untuk menghindari tekanan-tekanan dan perlawanan dari kaum kafir Quraisy. Hijrah berdampak positif bagi perkembangan kegiatan intelektual umat Islam. Mereka lebih leluasa untuk mengembangkan pengetahuannya sebagaimana yang memang ditekankan oleh Nabi dalam berbagai hadisnya.
Ekspansi yang dilakukan oleh pemegang estafet pemerintahan selanjutnya -Khulafa’ Al-Rasyidin, Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah- secara garis besar memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Menurut Ibnu Khaldun, pertumbuhan dan perkembangan ilmu yang amat terkait erat dengan luasnya wilayah dan beragamnya budaya maupun ilmu yang ada di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Secara pasti, ekspansi Islam menyebabkan terjadinya kontak antara Islam dengan kebudayaan Barat, atau tegasnya dengan kebudayaan Yunani Klasik yang terdapat di Mesir, Suria, Mesopotamia dan Persia.
Pada era klasik ini metode berfikir rasional, ilmiah dan filosofis berkembang dengan pesat. Sentuhan estetika dan filsafat telah menghantarkan peradaban Islam pada puncak kejayaan. Ulama’-ulama’ mujtahid bermunculan, begitu juga para ilmuwan muslim telah menghasilkan karya-karya seni, filsafat dan ilmu pengetahuan secara mengagumkan.
Peran para khalifah tidak bisa dinegasikan dari kemajuan yang dicapai oleh periode ini, terutama pada masa Bani Abbas. Di masa Bani Abbas inilah perhatian kepada ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani memuncak terutama di zaman Harun Al-Rasyid (785-809 M) dan Al-Ma’mun (813-833 M). Buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat didatangkan dari Bizantium dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
 Kegiatan penterjemahan buku-buku ini berjalan kira-kira satu abad. Bait Al-Hikmah, yang didirikan Al-Ma’mun, bukan hanya merupakan pusat penterjemahan tetapi juga akademi yang mempunyai perpustakaan. Di antara cabang-cabang ilmu pengetahuan yang diutamakan dalam Bait Al-Hikmah ialah ilmu kedokteran, matematika, optika, geografi, fisika, astronomi, dan sejarah di samping filsafat.
Maka kemudian muncul beberapa ilmuwan muslim terkenal dan menjadi kebanggaan dunia Islam seperti; Al-Fazari (Abad VII) sebagai astronom Islam yang pertama kali menyusun Astrolabe (alat yang dahulu dipakai untuk mengukur tinggi bintang-bintang dan sebagainya; Al-Fargani (di Eropa dikenal dengan sebutan Al-Fragnus) adalah pengarang ringkasan tentang ilmu astronomi; Dalam bidang optika, Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Haytham (Abad X) terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata yang mengirim cahaya kepada benda yang dilihat. Menurutnya, bendalah yang mengirim cahaya ke mata dan karena menerima cahaya itu, 
mata bisa melihat benda yang bersangkutan. 
Dalam bidang Kimia, Jabir ibn Hayyan (w. 813 M) dikenal sebagai bapak Kimia. Abu Bakar Zakaria Al-Razi (w. 925 M) adalah pengarang buku besar tentang kimia yang baru dijumpai di abad XX dan juga penemu di bidang ilmu kedokteran dan farmasi. 
Di zaman ini pula lahir ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I dan Imam Ibn Hambal dalam bidang hukum; Imam Asy’ari, Imam Al-Maturidi, pemuka-pemuka Mu’tazilah seperti Wasil Ibn ‘Ata’, Abu Al- Huzail, Al-Nazzam, dan Al-Zuba’i dalam bidang teologi; Dzunnun Al-Mishri, Abu Yazid Al-Bustami dan Al- Hallaj dalam mistisisme atau tasawwuf; Al- Kindi, Al- Farabi, Ibn Sina dan Ibnu Miskawih dalam filsafat.  
Ringkasnya, periode ini adalah periode peradaban Islam yang tertinggi dan berpengaruh pada tercapainya peradaban modern di Barat sekarang. Periode kemajuan Islam ini, menurut Christopher Dawson, bersamaan dengan abad kegelapan di Eropa. Memang sebagaimana dijelaskan oleh Mc. Neill, kebudayaan Kristen di Eropa antara 600-1000 M. sedang mengalami masa surut yang rendah. Di Abad XI, 
Eropa mulai sadar akan adanya peradaban Islam yang tinggi di Timur dan melalui Spanyol, Sicilia dan Perang Salib peradaban itu sedikit demi sedikit dibawa ke Eropa.
2. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
Pada masa pertengahan, yakni antara tahun 1250-1800 M adalah fase kemunduran dari intelektual umat Islam, karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat. Di zaman ini, desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat yang berakibat pada hilangnya khilafah secara formil. 
Islam tidak lagi mempunyai khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku sampai kerajaan Usmani mengangkat khalifah baru di Istanbul di abad ke-16. 
Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan demikian juga antara Arab dan Persia bertambah nyata. Dunia Islam terbagi dua, bagian Arab yang terdiri atas Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara dengan Mesir sebagai pusat; dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia Tengah dengan Iran sebagai pusat. Kebudayaan Persia mengambil bentuk internasional 
dan dengan demikian mendesak lapangan kebudayaan Arab. 
Pada periode pertengahan ini, terdapat masa tiga kerajaan Besar (1500-1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India. Tahun 1500-1700 M dianggap sebagai fase kemajuan II dalam sejarah peradaban Islam. Literatur dalam bahasa Turki di zaman inilah mulai muncul. Di masa-masa sebelumnya, pengarang-pengarang Turki menulis dalam bahasa Persia. Di zaman Sultan Salim I dan Sultan Sulaiman dikenal dua pengarang; Fuzuli dan Baki, yang kemudian disusul di abad ke-18 oleh Nedim dan Syeikh Ghalib. Dalam bidang arsitek, sultan-sultan mendirikan istana-istana, masjid-masjid, benteng-benteng dan sebagainya. 
Di India, bahasa Urdu juga meningkat menjadi bahasa literatur dan menggantikan bahasa Persia yang sebelumnya dipakai di kalangan istana sultan-sultan di Delhi. Para penulis besar pertama dalam bahasa ini adalah Mazhar, Sauda, Dard, dan Mir (abad 18). Sayangnya, perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang sekali dibandingkan dengan masa-masa kejayaan Islam I. Kemajuan Islam II ini lebih ditekankan pada kemajuan dalam aspek politik.
Tahun 1700-1800 M disebut sebagai fase kemunduran II kerajaan Islam. Pada tahun-tahun ini kondisi kekuatan militer dan politik umat Islam menurun. Di bidang ekonomi, juga terpuruk akibat hilangnya monopoli dagang antara Timur dan Barat. Ilmu pengetahuan di dunia Islam mengalami stagnasi. Tarekat-tarekat diliputi oleh suasana khurafat dan supertisi. Umat Islam dipengaruhi oleh sikap fatalistis, sehingga dunia Islam dalam keadaan mundur dan statis. Sementara, pada masa itu Barat mengalami kebangkitan. Penetrasi Barat, yang kekuatannya bertambah besar, ke dunia Islam yang didudukinya kian lama bertambah mendalam. Akhirnya, di tahun 1978 M, Napoleon menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam yang terpenting. 
Jatuhnya pusat Islam ini ke tangan Barat, menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban yang lebih tinggi dari peradaban Islam.
3. Periode Modern (1800 M - dan seterusnya)
Periode Modern (1800 M - dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat mengilhami kebangkitan. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Pada era ini, sebagaimana diungkapkan Al-Faruqi, kondisi umat Islam sangat tidak menggembirakan sekalipun dalam kuantitas besar umat Islam berdomisili di tanah yang subur dengan sumber daya alam yang melimpah. Bangsa Eropa melakukan hegemoni ekonomi atas bangsa-bangsa Timur dan Islam. Dan bahkan pada abad 19, Eropa secara terang-terangan menjadikan dirinya sebagai imperialisme dunia karena telah didukung oleh kekuatan politik, kekuasaan dan militer. 
Pada periode ini, muncul banyak para pemikir Islam yang handal. Mereka menjadi pioner pembaharuan dalam Islam. Ajaran Islam dirasionalisasikan dan difahami dalam konteks ke-kini-an dan kemodernan. Islam difahami tidak hanya difahami dari sudut pandang lokal, tetapi juga dalam perspektif universal dan kontekstual. Sejarah mencatat munculnya para pemikir Islam di dunia Arab, seperti di Arab,
 Mesir, dan Turki. Demikian juga di India dan Pakistan. Tidak ketinggalan di Indonesia dan dunia Islam lainnya.
Sejarah juga mencatat, para pemikir dan tokoh pembaharuan Islam yang sangat popular. Pemikiran dan ide pembaharuannya terus dipelajari. Bahkan pengaruhnya dapat dirasakan sampai sekarang. Di dunia Arab, dikenal tokoh Muhammad bin Abdul Wahab, Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Mustafa Kemal Attaturk, Hassan Hanafi, Muhammad Syahrur, Abdul halim Mahmud, dan sebagainya.
 Di India dan Pakistan, dikenal tokoh pembaharu seperti Muhammad Iqbal, Ali Jinah, Kalam Azad, Ahmad Khan,
 Jamaluddin al-Afghani, dan lain-lain. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Tokoh pembaharuan yang cukup popular, dapat disebutkan diantaranya : Harun Nasution, Nurcholis Madjid, Munawir Sadjali, Abdurrahman Wahid, Amin Rais, dan sebagainya.
Secara garis besar, gerakan pembaharuan pemikiran di dunia Islam, dapat dipahami dalam empat model gerakan sebagai berikut:
a) Gerakan Wahabiyah atau Salafiyah. 
Pelopornya adalah Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) di Jazirah Arabia.  Gerakan ini dipandang sebagai gerakan puritanisme Islam.Menurut Harun NasutionMuhammad bin Abdul Wahab bukan hanya seorang teoris yang sangat memahami ajaran Islam, tetapi ia dipandang sebagai seorang pemimpin yang dengan aktif dan progresif berusaha menyebarkan dan mewujudkan pemikirannya. 
Gerakan-gerakan ini muncul bukan karena pengaruh Barat, tetapi sebagai reaksi terhadap faham Tauhid Islam (Aqidah) yang telah dirusak oleh hadirnya ajaran-ajaran yang menyimpang, seperti mempercayai keramat, merajalelanya bid’ah, khurafat, dan tahayul serta kemusyrikan. Untuk melepaskan umat islam dari kesesatan ini, tokoh ini berpendapat bahwa umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya (asli), yakni Islam yang dianut oleh Nabi saw, sahabat, tabi’in sampai abad ke-3 Hijriyah. Sumber ajaran islam hanyalah al-Quran dan al-Hadits. 
Untuk memahami ajaran yang terkandung dalam dua sumber tersebut, maka dipergunakan ijtihad.
 Oleh karena itu, pintu ijtihad belum tertutup, bahkan harus tetap dibuka.
Terdapat beberapa perbedaan mendasar. Pertama, jika Ibnu Taimiyyah menyerang sufisme, maka serangannya tidak frontal. Sedangkan gerakan Wahabiyah menyerang sufisme tanpa ampun, sekalipun harus diakui bahwa berkat jasa kaum Wahabiyah-lah pembabatan bid’ah, khurafat, tahayul yang merajalela di dunia Islam pada masa lalu berhasil secara mengesankan. Kedua, sikap agak kaku terhadap rasionalisme, 
Ibnu Taimiyyah juga melakukan kritik terhadap rasionalisme, 
tetapi kritik itu tidak berakibat memojokan penalaran rasional terhadap usaha perbaikan terhadap berbagai dimensi kehidupan kaum muslimin. Barangkali kelemahan kaum Wahabi adalah semangat agak anti terhadap rasionalismenya, sehingga semboyan ijtihad yang dikumandangkannya tidak begitu efektif, berhubung tidak diberikannya tempat secara wajar bagi intelektualisme. 
Gerakan Pembaharuan (Modernisme)
Gerakan ini dirintis dan dipelopori oleh Jamaluddin al-Afghani (1839-1897). Kemudian diikuti dan dikembangkan oleh Muhammad Abduh (1849-1905) dan dilanjutkan oleh muridnya, Rasyid Ridla (1865-1935). Gerakan ini tumbuh dan berkembang di Mesir, ketika itu (bahkan sampai sekarang) menjadi pusat intelektualisme Islam. Gerakan ini –sesuai dengan namanya- berusaha mengadopsi kemajuan Barat 
dan menyesuaikannya (adaptasi) dengan peri-kehidupan umat Islam. 
Gerakan ini menolak selalu bersandar pada kejayaan Islam masa lalu dan lebih memilih hikmah-hikmah yang dapat diambil dari masa itu, kemudian menghidupkannya kembali di tengah-tengah kaum Muslimin. Hal ini bisa diwujudkan dalam pemikiran politik, social, budaya, agama, dan sebagainya. Secara langsung maupun tidak langsung, hasil pemikirannya disebarkan melalui berbagai tulisan, terutama dalam majalah dan ceramah-ceramah di berbagai tempat dan waktu. 
Ide-ide atau pemikiran dasarnya adalah sebagai berikut : 1) Kembali kepada sumber dasar ajaran Islam yang sebenarnya, yaitu al-Quran dan al-Hadits; 2) Pintu ijtihad tetap terbuka. Ijtihad perlu dilakukan untuk memahami sumber ajaran Islam (al-Quran dan al-Hadits) yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman (interpretasi baru); 3) Akal (rasio) adalah alat untuk melakukan ijtihad. Menggunakan rasio (akal) dan penalaran menjadi sangat penting dan memiliki posisi yang sangat tinggi; 4) Percaya kepada hukum alam (sunnatullah). Hukum alam tidak bertentangan dengan Islam yang sebenarnya. Oleh karena itu ilmu pengetahuan modern yang berdasarkan hukum alam, dan Islam yang sebenarnya berdasarkan wahyu adalah dua hal yang tidak bertentangan. Ilmu pengetahuan modern, idealnya sesuai dengan islam. Saat ini yang mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi adalah Barat. Maka untuk mencapai kemajuan seperti yang diraih di masa lampau (yang sekarang telah hilang dan dimiliki Barat), umat Islam harus kembali dan mempelajari serta menguasai ilmu pengetahuan; 5) Percaya kepada kebebasan berkehendak dan bertindak (free-will and free-act) seperti faham Qadariyah.
b) Westernisme 
Westernisme diartikan sebagai faham ke-Barat-Baratan atau “berkiblat” ke Barat. Faham ini mengajak umat Islam untuk menerima dan mengadopsi pengetahuan Barat dan semua yang berasal dari Barat. Gerakan ini tumbuh dan berkembang di India, salah satu pusat politik Islam (tempat kerajaan Mughal yang besar itu). Gerakan ini dipelopori oleh Sir Ahmad Khan (1817-1989). Ia mendirikan Universitas Aligarh untuk mengembangkan dan menyebarkan ide-idenya. Ide-ide dasarnya sebenarnya memiliki kesamaan dengan ide-ide dasar yang disampaikan oleh Muhammad Abduh. Hanya saja Ahmad Khan melihat bahwa umat Islam India mengalami kemunduran karena tidak mengikuti perkembangan zaman. Islam pernah mengalami kemajuan yang luar biasa pada masa klasik, tetapi peradaban dan kemajuan itu telah hilang. Saat ini yang mengalami kemajuan adalah Barat. 
Oleh karena itu menurutnya, umat Islam India akan mengalami kemajuan jika bukan hanya mempelajari dengan Barat, tetapi sebaiknya bekerja sama dengan Barat (Inggris). Dasar kekuatan Barat adalah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Untuk mengalami kemajuan, maka umat Islam harus mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi modern. 
Sekularisme
Sekularisme tumbuh dan berkembang di Turki sebagai pusat politik islam bekas wilayah Daulah Usmaniyyah (Turki-Usmani). Pelopornya adalah Mustafa Kemal Attaturk (1881-1938). Mustafa Kemal, sebenarnya adalah seorang Nasionalis pengagum Barat. 
Ia menginginkan Islam mengalami kemajuan. Oleh karena itu,  menurutnya perlu diadakan pembaharuan dalam agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. 
 Menurutnya, Islam adalah agama rasional dan sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Tetapi agama rasional itu telah dirusak oleh para ulama.
 Ajaran Islam memerlukan sekularisasi. Usaha sekularisasinya berpusat pada upaya menghilangkan ulama dari kekuasaan Negara dan politik.
 Yang difahami sebagai ulama adalah orang atau komunitas yang menguasai syariat dan ajaran Islam serta menentukan masalah sosial, ekonomi, hukum, politik, dan pendidikan. 
.Pendidikan agama dan bahasa Arab dihilangkan dari sekolah-sekolah. Nama-nama orang Turki harus mengikuti nama-nama orang Eropa. Hukum syariat tentang perkawinan diganti oleh hukum Barat (Swiss).
 Wanita mempunyai hak cerai yang sama dengan kaum pria. Diandalkan hukum-hukum baru, seperti hukum dagang, hukum pidana, hukum perdata, 
dan lain-lain yang diambil dari hukum-hukum Barat.
 
 Referensi :
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Lihat pula: Harun Nasution, Islam Rasional (Bandung: Mizan, 1994), hal. 112.
 Ralph Schroeeder, Max Weber and The Sociology of Culture (London: Sage, 1992), hal. 150-151.
 Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam, hal. 19-20.
 Shwaki Abu Khaleel, Islam on the Trial (Beirut: Dar Al-Fikr, 1991), hal. 52.
 Bryan S. Turner, Menggugat Sosiologi Sekuler, terjemahan Mudhofir (Yogyakarta: Suluh Press, 2005), hal. 54.
 Abdur Rahman Ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun (Beirut: Dar Al-Kotoob Al-Ilmiyyah, t.t.),  hal. 344-345.
 Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam, hal. 11

 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: Rajawali Press, 2005), hal. 306.