Hello Sobat ^-^... ayo belajar bareng dengan sharing dan komentarmu!...nothing wrong to be try!..lets study together ..

Kamis, 05 Maret 2015

Shalati jenazah pakai nota lunas

        
         "Wildan ? kaifa ....wajibah study fiqh...?" dengan merengut aku bertanya soal tugas kepada salah satu temanku,siang hari di lantai dua fakultas
         " apa sih?..wooles ae brow?"..jawab dia santai.
         " gini lho, aku dapet tugas buat nyari fenomena kasus fiqh di indonesia?...mbulet pek..ga faham aku, ente punya ide ga?"biasa aku memang loading dalam berfikir cepat.
         "hmm sek sek..ada ..ini ente tau fatwa NU ga? tentang larangan shalat jenazah buat mayat koruptor?"
         " lho ea ta? ga tau ni..kenapa emang kog ga boleh di shalati??" mendadak aku jadi kepo hehe
         " yaelah..turu tok ae!...ea aku ga begitu jelas se...tapi asyik juga tuh di bahas"
         " hmmm..boleh boleh...ea ea kog aku baru tahu ea..ya wes tak coba cari ..ntar..hehe.." aku bertanya tanya dan mulai penasaran kenapa ada larangan seperti itu?, aku juga berharap ini adalah topik yang menarik sehingga aku dapet nilai bagus..haha..jadi chek this out!..hasilnya!^-^

       Dalam beberapa kasus MUI mengeluarkan fatwa bahwasannya ada larangan untuk menshalati jenazah para koruptor, ternyata fatwa ini sudah ada terlebih dahulu yang dikeluarkan oleh PBNU agar supaya ulama' NU tidak menshalati jenazah koruptor.Timbul berbagai persepsi dalam masyarakat,apa sebenarnya landasan larangat shalat jenazah tersebut? bukankah setiap orang yang bersyahadat wajib untuk dishalati dan dimintai ampunan kepada Allah SWT?
       Shalat jenazah adalah fardu kifayah bagi orang orang yang masih hidup,bila sebagian yang masih hidup melaksanakan shalat jenazah,maka gugur kewajiban bagi yang lainnya.Berikut dalil keutamaan shalat jenazah

                                          عن أبي هريرة قال قال رسولالله ص من شهد الجنازة حتّى يصلّى عليها فله قيراط ومن شهدها حتّى تدفن فله قيرطان.قيل ومالقيراطان؟ قال مثل الجبلين العظيمين     
(متفق عليه)
         Dari Abu Hurairah,ia berkata,rasulullah SAW bersabda,"barangsiapa menyaksikan jenazah hingga dishlatkan maka baginya sati Qirath,dan barangsiapa yang menyaksikan sampai dikuburkan maka baginya 2 qirath"ada yang bertanya,seberapakah dua Qirath itu?" beliau menjawab,"sebanding dengan 2 gunung besar"
(Mutafaqun alaih)
         kemudian juga terdapat syarat syarat shalat jenazah antara lain:
        1.Mayatnya  adalah seorang muslim dan dilarang menyalati orang kafir sebagaimana firman Allah SWT

                                    (ولا تصلى على احد مّنهم مّات ابدا ولا تقم على قبره انّهم كفروا بالله ورسوله وماتواوهم فاسقون (اتوبه
                   "Dan jangan sekali kali kamu menshalati seorang yang mati diantara mereka dan jangan kamu mendo'akan di kuburnya,sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah SWT dan Rasulnya dan mereka mati dalam keadaan fasik "(At taubah :83)   
        2.Mayatnya ada di tempat
        3.Mayatnya telah disucikan
        4.mayatnya berada di depan ynag menshalati
        5.mayatnya beada di atas lantai
        6.Mayatnya bukan karena mati syahid
        7.Yang dishalatkan adalah sebagian besar anggota tubuh mayat
             Adapun mayit yang memang tidak dishalatkan sesuai contoh Nabi Saw adalah jenazah dari orang yang bunuh diri.

                           عن جابر بن سمرة :انّ رجلا قتل نفسه بمشاقص فلم يصلّ عليه النبيّ 
               رواه اجماعة الاّ البخاري
                         "Dari Jabir bin Sammurah,bahwasannya seorang laki laki bunuh diri dengan pisau,dan nabi SAW tidak menshalatkannya"(HR.jama'ah kecuali Bukhory)
             Namun pensyarah menyatakan sabda nabi:(Sahlatkanlah teman kalian ini) menunjukkan bolehnya menyalatkan pelaku maksiat akan tetapi nabi SAW tidak ikut menshalati sebagai peringatan pelajaran agar tidak berbuat maksiat. Bahkan dalam riwayat orang yang dirajam atau (dihukum mati) tetap dishalatkan oleh nabi SAW,karena beliau menganggap hukuman mati adalah bentuk tobat laangsung pelaku maksiat yang sesungguhnya.
            Sudah jelas bahwa siapapun jenazah itu tetap harus dishalati kecuali orang kafir,akan akan tetapi PBNU menyampaikan fatwa larangan shalat jenazah untuk koruptor bukan tanpa dasar hukum islam.seperti yang diungkapkan PWNU jatim KH.Hasan Mutawakkil di pondok pesantren Zainul Hasan ,Genggong ,Probolinggo,dalam sebuah wawancara:
               "Jangan dikurangi jangan di tambahi,yang difatwakan adalah para alim ulama NU,sehingga karena sifat hukumnya "Fardu Kifayah" para alim ulama masih mengizinkan bila ada warga muslim yang menshalati koruptor yang meninggal "(Rabu,25/8/2010)
                Fatwa tersebut berdasarkan hadist yang diriwayatkan Bukhori Muslim yang pernah meilhat nabi SAW tidak bersedia menshalati orang yang punya hutang,hadist yang saya dapat adalah riwayat Abu Hurairah
            
                 ان رسولالله ص كان يؤتي بالرّجل المتوف في عليه الدّين فسأله هل ترك لدينه فصلا؟ فاءن حدن أنه ترك وأصلي وإلاّ قال للمسلم: صلو على صا حبكم
           "Datang kepada Rasulullah SAW dengan seorang yang meninggal dan bertanya"apakah dia meninggalkan hutang?apabila telah lunas akan kushalati apabila tidak,maka shalatilah teman kalian...
(abu hurairah)

         Dari dalil di atas kita mulai faham kenapa ulama NU melarang untuk menshalati jenazah koruptor,sebab para koruptor dianggap mempunyai hutang karena telah mengambil Hak rakyat.Berdasar dalil dan argument tersebut saya sanat setuju dengan fatwa MUI dan PBNU tentang larangan shalat jenazah sebagai pembelajaran,peringatan dan juga Ultimatum untuk pejabat serta masyarakat bahwasannya korupsi adalah tindakan yang melanggaran aturan dunia dan akhirat terlebih lagi kepada Allah SWT.
               Tapi itulah manusia terkadang kita merasa iba dan emosi , akan lebih baik jika tetap menshalati jenazah koruptor,selain fatwa MUI dan PBNU membolehkan warga yang tetap ingin menshalati,kita juga harus berfikir selama orang itu muslim kita harus mendoa'kannya seperti kata Gusdur yang saya sukai
"maafkanlah musuhmu tapi jangan lupakan kesalahannya ^-^"

referensi:
-Abdul Qodir Ar-rahwi ,fiqh shalat 4 mahdzab,yogyakarta,hikam pustaka,2007
-Ibnu Qoyyim Al-jauziyah,fiqh shlata tuntunan shalat Nabi SAW ,yogyakarta,mediagrafika utama,2009
-Al-Imam Asyaukani,Ringkasan Nailul Author,jakarta,pustaka azzam,2006
-Kompasiana,fatwa MUI.com 16/02/15

NB:jika ada kesalahan mohon di betulin okey! nothing wrong to be try lets study together..!